Sabtu, 24 September 2016

IMAN ANNAWAWI : “75% kesuksesan berasal dari kerja keras dan 25% berasal dari keberuntungan”



­Jika Aku ditanya siapa inspiratorku? Jawabannya banyak,siapapun bisa dijadikan inspirasi olehku. Setiap inspirator akan beda inspirasinya, seorang untadz tentu memberikan inspirasi berupa contoh malan-amalan baik kepadaku, seorang pengusaha tajir tentu saja akan memberikan inspirasi berupa ilmu atau strategi supaya bisnis cepat bisa berkembang dan besar,semuanya tidak boleh kebalik,kalau kebalik kacau nantinya.

Sebelumnya Inspirasi itu apa sih?

          To make(someone) want to do something atau to give(someone) an idea about what to do or create. Ya inilah definisi dari Inspirasi, membuat seorang melakukan sesuatu atau memberikan ide kepada seseorang tentang apa yang harus dikerjakan atau dikreasikan. Insipirasi bisa datang dari mana saja bisa dari tv,dari internet atau dari orang terdekat kita.
          Malam ini saya akan menceritakan seorang pemuda ambisius yang sekarang sedang menempuh semester pertamanya di Fak. Ekonomi Unsoed. Dia orangnya cerdas dan cekatan dalam memutuskan sesuatu. Aku sangat suka,itu berkebalikan denganku,Aku seorang yang susah sekali memutuskan sesuatu, itupun harus ditimbang,ditakar pilihan mana yang tepat. Ini sangat merugikan untukku bila suatu saat nanti ada sebuah keadaan emergency yang menuntutku supaya berfikir cepat.
        Nah,kebetulan orangnya suka bersilaturahmi ke rumahku,jadinya akupun juga sering berbagi hal-hal kecil dengannya begitu pula sebaliknya. Dan dari berbagi hal-hal kecil itu timbul-lah The Big-Idea atau pemikiran yang besar. Seperti apa yang dia katakan kurang lebih setahun lalu 

                            “75% kesuksesan berasal dari kerja keras dan 25% berasal dari keberuntungan,jika kita sudah bekerja keras namun belum juga sukses mengapa kita ngga mencoba yang 25% keberuntungan itu?”

Akupun masih ingat betul kalimat itu,karna memang sudah banyak orang yang membuktikannya,banyak yang membuktikannya. Banyak orang yang sudah bekerja keras namun masih juga belum menemui kepuasannya. Memang manusia tidak akan pernah puas. Namun, selagi ambisi kita masih terbakar apakah kita masih mau duduk di kursi plastik sedangkan ditempat yang lain masih ada sofa yang empuk? Why? Mengapa masih tidak mau mencoba?

2 komentar:

  1. bahkan saya sendiri lupa pernah mengatakan.nya... sungguh, saya telah lalai dari fokuss, saya telah menyimpang dari tujuan yang besar. terimakasih Bapak, yang sudah mengingatkanku kembali kepada mindset yang menyimpang sekaligus telah menjadikan diriku bagian dari artikel-artikel di blog bapak yang selalu menginspirasi setiap insan yang membacanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama pak, semoga ada pembaca lain yang terinspirasi dari bapak..

      Hapus